Sabtu, 19 November 2011

experience

Seseorang akan merasa menyesal jika tidak dapat menganggap kejadian yang kecil menjadi sesuatu yang bermakna. Semua dianggapnya menjadi hal yang sia – sia saja. Biasa – biasa saja. Semua dianggapnya palsu. Terjadi penyesalan batin. Ketidaknyamananlah akan timbul. Merasa kurang puas.

hari ini aku pergi ke sebuah panti asuhan yang mengasuh anak dengan mental yang kurang, orang cacat, keterbelakangan, dan lain - lain. Apa yang terjadi pada perasaanku? Miris, sedih, senang, bahagia, bingung, galau, risau. Semua perasaan timbul pada saat itu juga. Bingung harus memutuskan bersikap seperti apa.

Saat itu aku tidak bermodalkan apa – apa. Aku hanya membawa diriku kesana dengan beberapa temanku. Sungguh sangat bersalah karena berlawanan dengan sambutan adik – adik yang sangat luar biasa. Begitu bahagianya mereka, ketika kami datang. Mereka semua keluar menyambut kami di pintu pagar. Terdapat anak yang bisu, matanya cacat, keterbelakangan mental, dari umur yang paling muda sampai yang tua. Mereka menyambut kami. Mereka menunggu kami. Mereka mengajak kami bermain. Bukan sesuatu yang aneh jika terdapat tamu, mereka langsung menyambutnya. Tetapi bagiku itu sangat luar biasa karena mereka membutuhkan teman. Mereka butuh perhatian.

Bermain dengan mereka itu sangat mengesankan. Mereka selalu mencari perhatian tiap – tiap dari kami. Menggandeng tangan kami dengan kaki yang sedikit tergoyahkan dan susah. Dengan tertawa mereka merasa capek. Apakah dengan ekspresi seperti itu mereka mengeluh?. Mereka tiba tiba menangis ga karuan. Mereka selalu meminta pendapat tentang hasil karyanya, seperti menggambar. Permainan dan pujianlah yang menjadikan andalan kami kepada mereka.

Mereka sendiri. Mereka butuh teman. Hei, adik – adikku disana? Dimanakah orang tua kalian? Dimana sodara kalian? Bagaimanakah rasanya hidup sendiri dan hanya mengenal teman-teman? Dengan keterbatasan kalian, kalian masi bisa tersenyumkah? Atau karena kalian tak dapat merasakan perasaan sedih kalian? Tak dapat menampakkannya?

Sangat sedih ketika aku harus berhenti untuk menghibur mereka. Berpisah. Tampak wajah – wajah sedih. Melihat dibalik pagar ketika rombongan kami sudah mulai memasuki bis. Aku tak dapat menjanjikan apapun kepada mereka. Aku takut mereka menunggunya. Jangan menungguku adiku, tetaplah tersenyum setiap hari, berlajarlah menjadi lebih baik.

Jumat, 11 November 2011

pelangi di bulan pahlawan

Ketika Peraturan Membuat Keterbatasan Kreativitas Seseorang

Kalimat tersebut bisa muncul dalam pikiranku. Tetapi terkadang aku berpikir bahwa peraturan bisa menimbulkan sebuah kreativitas yang lebih tinggi karena adanya tekanan yang kuat pada seseorang. Bagaimana caranya mencari celah menembus peraturan tersebut.

---------------------------------------------------------------------------------------------

Aku Dibawah Warna Merah Kuning Hijau

Rintikan air hujan mencampurkan dirinya dengan tetesan air mata. Semua tertutupi. Namun, wajah tak dapat berbohong. Berdiri menghampiri orang yang berkuda mesin itu. Satu persatu dihampiri. Terkadang ada terpasang wajah garang pada sang pemilik. Ada wajah manis tersenyum sambil mengangkat tangan mengartikan kata “tidak”. Duduklah kembali. Renungan diri mulai bermunculan. Sampai kapan akan seperti ini. Setiap hari seperti ini. Ambang – ambang masa depan berada pada suatu titik yang stuck. Berhenti karena istilah biaya

---------------------------------------------------------------------------------------------

Nasional hero’s Day *LOL*

Hatiku keluh karena ada suara rintihan keadaan. Agaknya aku tidak melihat apa yang telah terjadi dan siapa yang membuat hal ini terjadi. Seharusnya menjadi bagian yang patut disyukuri karena ada mereka. Hatiku tenang karena ada mereka. Jiwa ini damai karena ada mereka. Keluh kesah mereka tidak lagi tampak karena ketiadaaan. Harusnya aku bisa melihat posisi mereka. Karena tidak hanya hati yang dikeluhkan mereka namun siksaan secara lahiriyah. Hanya untuk melindungiku dimasa kini dan yang akan datang.

---------------------------------------------------------------------------------------------

I need u

Jati diri ini butuh kamu. Aku tak mampu berdiri jika tak ada kamu. Bagai terdapat pencangkokan tubuhku jika kamu tak datang meghampiriku. Aku sungguh butuh. Namun ego muncul begitu saja tanpa sebuah perijinan yang membuat kedatanganmu terhambat. Yang menjadi hal paling menakutkan adalah jika ego ini tak dapat pergi.

---------------------------------------------------------------------------------------------

Selasa, 08 November 2011

love, cinta, sarang


WHAT’S WRONG WITH ME

Kehadirannya merupakan suatu dugaan yang kurang dipersiapkan dan tak pernah dipersiapkan. Penyampaiannya bukan hal yang mudah. Diketahui karena penampilan sikap atau bisa disebut sebagai bahasa tubuh. Seperti sebuah karet gelang. Akan terjadi tarik ulur. Kesedihan dan kebahagian bisa menjalin persahabatan yang baik. Manusia selalu berada disekitarnya. Mereka tak akan pernah bisa menghindar darinya.

Sekarang aku berada disini karena cinta. lingkungan cinta itu harus timbul dan dipaksaan timbul karena kebatinan yang dekat, selalu bersama, dan adanya rasa saling membutuhkan. Setiap orang pasti akan merasakan cinta. Apapun bentuk dan sikapnya. Cinta tak mengenal status, derajat, jumlah kekayaan, gender, tempat tinggal. Semua mengalir begitu saja.

Aku tinggal sebagai manusia di bumi, aku cinta itu. Aku ingin menyayangi bumi tempat kuhidup. I’m indonesian, aku sangat cinta Indonesia, budaya indonesia, bahasa indonesia, orang indonesia, tanah indonesia. Aku ingin turut dan turun tangan andil dalam kemajuan bangsa ini. Aku bersuku jawa. Jawa telah mendarah daging dalam diriku. Aku berasal dari kota kecil, Madiun, Jawa timur. Kota yang mempunyai khas nasi pecel ini telah menciptakan “suasana”nya sehingga menciptakan keakraban dengan gerak gerikku. Aku seorang anak. Anak dari sebuah keluarga. Setahun, dua tahun, tiga tahun dan seterusnya yang akan datang aku dan kita akan hidup disertai dengan cinta.

tapi apakah dengan cinta saja cukup? *pertanyaan yang selalu muncul dalam pikiran*