Rabu, 17 Oktober 2012

History of my life

Ketika ditanya mengenai apa yang kamu suka, bisa dibilang salah satu yang aku suka adalah sejarah. Tapi jangan dikira dulu saat bersekolah SMP dan SMA aku mempunyai track record nilai sejarah yang bagus. Skor sejarah ancur. Nilai selalu merah atau mungkin pada saat tertentu mendapatkan lebih dengan hasil nyontek. Payah.

Dan akhir – akhir ini saya menghargai adanya sejarah. Merekalah yang membuat sekarang ada. Perjuangan terdahulu yang membangkitkan masa kini. Darinya lah kita belajar menjadi lebih baik.

Sejarah yang identik dengan kenangan. Berpikir tetang sejarah, saya suka sekali mengungkit masa lalu. Berbangga hati, memamerkan, menyalahkan, membungkam, pura – pura tidak tahu, dan menganggapnya tidak pernah terjadi. Semua terpilah pilah dengan rapi pada kotak kotak kecil berdasarkan baik buruk kejadian yang kuingat di otakku. Milyaran manusia di dunia ini tidak akan tahu kecuali aku yang menjalaninya.

Pelajaran sejarah di institusi sekolah tidak akan pernah ada jika tidak ada seseorang yang mendokumentasikannya. Musium tidak pernah terbangun jika tidak ada orang yang berinisiatif untuk membangunnya dan menyimpan saksi mati itu. Pengalaman akan hanya menjadi kenangan. Tidak akan ada perubahan. Sebaliknya, pada kenyataannya semua berlawanan. Ada museum. Ada buku sejarah. Ada bukti. Tetapi, bagaimana dengan sejarah hidupku? Adakah orang yang tertarik dengan pengalaman hidup orang biasa sepertiku?.

“Pengalaman merupakan guru yang paling baik”

kalimat tersebut sering terdengar. Belajar dari pengalaman itu baik. Menjadi lebih baik juga jika kita bisa belajar dari pengalaman orang lain. Kesalahan akan selalu terjadi jika setiap orang di dunia ini tidak pernah saling berbagi pengalaman. Masalah akan terus terulang. Ingatan manusia pun terbatas. Perbedaan wilayah, waktu, ruang , dimensi, dan zaman dari setiap orang akan menjadi kesulitan tersendiri untuk berbagi pengalaman.

Menulis mejadi salah satu media yang pas untuk semua kalangan tanpa membadakan batasan umur. Menjadikan hidup lebih bermakna ketika apa yang kita rasakan juga bisa dinikmati oleh orang lain walau itu hanya sebuah tulisan riwayat pribadi. Bahasa tulisan menjadi jembatan setiap manusia dan mensejahterakan. Tak inginkah kau berbagi dengan apa yang kau lakukan melalui tulisanmu?

Let’s share your experience !